Benarkah Telur Menyebabkan Jerawat? Ini Faktanya!

Benarkah Telur Menyebabkan Jerawat? Ini Faktanya!

Banyak orang menikmati telur sebagai sumber protein, namun beberapa percaya bahwa konsumsi telur bisa memicu jerawat. Apakah benar telur dapat menyebabkan jerawat, ataukah ini hanya mitos? 

Artikel ini akan membahas hubungan antara konsumsi telur dan munculnya jerawat, serta alasan di baliknya. Mengetahui fakta ini akan membantu Anda memahami cara mengonsumsi telur dengan aman tanpa mengorbankan kesehatan kulit. Yuk, cari tahu jawabannya di sini!

Fakta dan Mitos: Benarkah Telur Menyebabkan Jerawat?

Meski telur kaya akan nutrisi penting bagi tubuh, banyak orang masih bertanya-tanya apakah telur bisa memicu jerawat. Beberapa percaya telur dapat memperburuk kondisi kulit karena kandungan hormonnya, sementara lainnya menilai nutrisi dalam telur justru bermanfaat bagi kesehatan kulit. Di sini, kita akan membahas beberapa mitos umum serta fakta mengenai hubungan telur dan jerawat.

  1. Mitos Populer: Beberapa orang percaya bahwa telur dapat menyebabkan jerawat karena kandungan hormonnya. Namun, belum ada bukti ilmiah yang kuat yang menyatakan bahwa konsumsi telur secara langsung menyebabkan jerawat​.
  2. Fakta tentang Kandungan Nutrisi: Telur mengandung protein, vitamin B, dan mineral yang penting untuk kesehatan kulit. Nutrisi ini justru bermanfaat untuk regenerasi kulit dan mengatasi kerusakan akibat radikal bebas​
  3. Peran Biotin: Vitamin B7 atau biotin yang ada dalam telur mendukung kesehatan kulit. Namun, konsumsi biotin berlebihan bisa memicu produksi minyak berlebih yang dapat menyumbat pori-pori, salah satu penyebab jerawat​

Kesimpulannya, meskipun telur mengandung zat yang bisa memengaruhi kulit, tidak semua orang akan mengalami jerawat setelah mengonsumsi telur. Tingkat kepekaan kulit setiap individu berbeda, sehingga jerawat akibat telur hanya terjadi pada sebagian orang.

Kandungan dalam Telur yang Mungkin Mempengaruhi Kulit Berjerawat

Telur memiliki berbagai kandungan seperti biotin, protein, dan bahkan hormon yang berpotensi mempengaruhi kulit. Meskipun nutrisi ini berguna untuk regenerasi dan perawatan kulit, bagi sebagian orang, komponen tertentu dalam telur dapat memicu produksi minyak berlebih dan memperburuk kondisi kulit yang rentan berjerawat. Berikut adalah beberapa komponen dalam telur yang bisa mempengaruhi kesehatan kulit Anda.

  1. Biotin (Vitamin B7): Kandungan biotin dalam telur membantu metabolisme lemak, namun konsumsi berlebih dapat menyebabkan kulit memproduksi lebih banyak minyak (sebum)​
  2. Progesteron: Beberapa ahli menyatakan bahwa telur memiliki hormon progesteron, yang juga ada dalam tubuh kita. Kadar progesteron berlebihan berpotensi memicu jerawat, terutama jika dikonsumsi dengan makanan tinggi lemak lainnya.
  3. Alergi Telur: Orang dengan alergi telur sering mengalami peradangan kulit atau jerawat saat mengonsumsinya. Jika Anda memiliki alergi, telur dapat memperburuk kondisi kulit Anda.
  4. Sebum dan Pori-Pori: Peningkatan produksi sebum akibat biotin dan progesteron dapat menyumbat pori-pori kulit, memicu bakteri, dan menyebabkan jerawat pada kulit yang rentan​.

Tips Konsumsi Telur untuk Mencegah Jerawat dan Menjaga Kesehatan Kulit

Bagi Anda yang ingin tetap menikmati manfaat telur tanpa khawatir munculnya jerawat, ada beberapa tips konsumsi yang bisa membantu. Dengan menerapkan pola konsumsi yang sehat dan tepat, telur bisa dinikmati sebagai bagian dari diet seimbang tanpa efek buruk bagi kulit. Simak beberapa cara di bawah ini untuk mengurangi risiko jerawat sambil tetap mengonsumsi telur.

  1. Perhatikan Jumlah Konsumsi: Hindari konsumsi telur berlebihan untuk mencegah potensi penumpukan sebum pada kulit. Batasi asupan biotin agar kulit tetap sehat​
  2. Diet Eliminasi: Cobalah mengurangi atau menghentikan konsumsi telur selama beberapa minggu untuk melihat pengaruhnya terhadap kulit Anda. Jika jerawat berkurang, Anda dapat mempertimbangkan mengatur konsumsi telur​
  3. Pilih Pengolahan yang Sehat: Hindari menggoreng telur dalam minyak berlebih yang bisa menambah kadar lemak jenuh, memicu produksi minyak pada kulit. Sebaiknya konsumsi telur yang direbus atau dimasak dengan sedikit minyak​
  4. Kombinasikan dengan Diet Seimbang: Sertakan sayuran kaya serat dan buah dalam pola makan untuk membantu menjaga keseimbangan minyak pada kulit dan mengurangi risiko jerawat.

Rekomendasi Dokter Spesialis Kulit Wajah Terpercaya

Apabila kalian ingin mengetahui lebih lanjut tentang telur menyebabkan jerawat secara medis. Kalian dapat menghubungi dokter spesialis kulit di Metaderma.id

Berikut terdapat beberapa dokter spesialis kulit yang sudah memiliki pengalaman hingga 14 tahun dan mendapatkan rating terbaik dari para pasien yang telah mereka tangani:

1. Dr.dr Darma, SpD.V.E, Subsp.OBKFINSDV, FAADV

Dr.dr Darma, SpD.V.E, Subsp.OBKFINSDV, FAADV merupakan salah satu dokter spesialis kulit wajah yang telah berpengalaman selama 14 tahun. Tempat praktiknya ada di dua tempat yaitu DNI Skin Centre dan RSUP Prof.Ngoerah

2. Dr. Ida Ayu Listya Pradnya S, M.Biomed, SpKK

Dr. Ida Ayu Listya Pradnya S, M.Biomed, SpKK memiliki pengalaman selama 4 tahun di bidang spesialis kulit wajah. Saat ini tempat praktiknya di DNI Skin Centre.

3. Dr. Gusti Ayu Tika Pitha Loka

Sedangkan untuk Dr. Gusti Ayu Tika Pitha Loka memiliki pengalaman 2 tahun dan tempat praktiknya di DNI Skin Centre.

Itulah beberapa dokter spesialis kulit wajah yang bisa kalian hubungi jika bingung memahami apakah telur menyebabkan jerawat secara tepat dan cepat. Kalian bisa berkonsultasi dari rumah tanpa harus mengantri dan biaya murah hanya melalui chat WhatsApp saja.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi dokter spesialis kulit wajah Metaderma.id sekarang juga di nomor +62 821-2221-5400, ya!

Referensi:

Pond’s Indonesia . “Apakah Telur Menyebabkan Jerawat? Cek Jawabannya di sini!” (https://www.ponds.com/id/skinspiration/jerawat/apakah-telur-menyebabkan-jerawat.html). Diakses pada tanggal 29 Okt 2024

Hidup Kita. (2023).  Apakah Telur Menyebabkan Jerawat? Mitos atau Fakta?” (https://hidupkita.com/apakah-telur-menyebabkan-jerawat/). Diakses pada tanggal 29 Okt 2024