Dokter Kulit: Tips Melindungi Kulit dari Paparan Polusi Udara

Paparan Polusi Udara

Isu terkait polusi udara kini menjadi perbincangan hangat sejumlah pihak, termasuk para dokter kulit. Pasalnya, paparan partikel pencemaran udara ini mengandung radikal bebas dan partikel-partikel yang dapat menembus lapisan kulit. Bila dibiarkan maka partikel-partikel polusi akan mengakibatkan kulit wajah mengalami penuaan lebih cepat karena pembentukan kerutan menjadi lebih mudah.

Hal tersebut terjadi karena partikel PM2.5 yang terkandung di dalam polusi memiliki sifat radikal bebas. Partikel inilah yang kemudian mempengaruhi proses penuaan alami kulit. Tak hanya itu saja, paparan partikel polusi pada kulit juga menjadi pemicu timbulnya masalah jerawat dan penyumbatan pada pori-pori kulit.

Masalah Kulit Akibat Paparan Polusi

Selain penuaan dini, jerawat, dan penyumbatan pori-pori kulit wajah, paparan polusi juga dapat menjadi penyebab utama terganggunya fungsi normal sel kulit. Ketika fungsi normal sel kulit terganggu, penuaan lebih cepat terjadi sebab kolagen mengalami kerusakan dan garis halus keriput maupun mulai muncul. Serta elastisitas kulit perlahan mulai menghilang.

Tanda penuaan lainnya yang dapat muncul lebih cepat akibat paparan polusi adalah melasma, bintik dan flek hitam. Kualitas udara yang buruk juga berpotensi merusak lapisan pelindung kulit atau yang dikenal sebagai skin barrier. Gangguan atau kerusakan pada skin barrier ini dapat mengakibatkan kulit menjadi lebih kering, mudah teriritasi, dan rentan terhadap infeksi.

Meski mengkhawatirkan, dokter kulit Wichai Hongcharu menyatakan bahwa saat ini sudah ada perawatan kulit yang menargetkan dermis atau lapisan kulit mendalam. Selain meningkatkan kesehatan kulit, perawatan kulit yang satu ini juga dapat memberikan efek peremajaan pada kulit. Cara ini diyakini mampu meningkatkan kualitas kulit serta melawan efek buruk dari paparan polusi udara

Tips Melindungi Kulit dari Paparan Polusi Udara

Rutin menggunakan tabir surya menjadi upaya perlindungan pertama terhadap kulit dari paparan polusi udara. Namun, menggunakan tabir surya saja tidak cukup untuk melindungi kulit yang terpapar polutan setiap harinya.

Kesehatan kulit, mulai dari pigmentasi hingga perawatan kulit pada lapisan dermis perlu diperhatikan. Sebab paparan polutan yang terjadi secara terus-menerus bukan hanya mempengaruhi lapisan kulit paling luar, tetapi juga daerah dermis yang berfungsi penting dalam mempertahankan kekencangan dan kesehatan kulit.

Dokter Wichai mengatakan, lapisan dermis mencakup papiler dan retikuler yang mana keduanya mengandung keringat dan pembuluh darah. Sehingga metode perawatan kulit yang harus dilakukan untuk melindungi kulit dari bahaya paparan polutan adalah dengan menargetkan dermis dari segi kesehatannya dan peremajaannya.

Sehingga perawatan kulit sebenarnya tidak memerlukan perawatan laser yang rumit, karena berpotensi merusak pigmen kulit. Lebih disarankan untuk menggunakan teknologi baru yang menargetkan perawatan dermis. Telah diyakini perawatan seperti ini mampu meningkatkan kualitas kulit yang telah terpapar dampak buruk polutan.

Selalu Menjaga Kesehatan Skin Barrier

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kualitas udara yang kian memburuk dapat mengganggu lapisan pelindung kulit atau skin barrier. Namun tak perlu khawatir karena permasalahan rusaknya skin barrier seperti kulit kering, mudah teriritasi, dan lebih rentan terinfeksi dapat diatasi dengan rutin menggunakan pelembap.

Dokter kulit menyarankan untuk menggunakan pelembap yang sesuai dengan jenis kulit. Selain itu, pilihlah pelembap yang tidak menyumbat pori-pori kulit. Sehingga, pelembap berbasis air atau water based lebih disarankan penggunaannya. Perawatan kulit ini juga perlu diiringi dengan menghindari paparan polusi secara langsung.