Beberapa waktu kebelakang, warganet di media sosial telah dihebohkan dengan kemunculan informasi tentang beredarnya sunscreen SPF palsu. Berawal dari konten pada salah satu akun TikTok yang memberikan ulasan mengenai penggunaan tabir surya merek tertentu dengan klaim SPF 50. Pada konten tersebut ditampilkan pula hasil uji laboratorium yang mengungkapkan bahwa terdapat produk tabir surya lokal dengan klaim SPF 50, tetapi hasil uji lab menunjukkan nilai SPFnya yang hanya SPF 6 dan SPF 2.
Faktor perlindungan matahari atau SPF (Sun Protecting Factor) tidak dapat dibedakan dengan mudah, tinggi atau tidaknya tingkat SPF tidak dapat ditentukan melalui perasaan kulit seperti lebih “lengket” atau lebih “tebal”. Sebab, konsistensi produk dapat berbeda-beda bergantung pada bagaimana bentuk sunscreen itu sendiri, apakah serum, lotion, atau krim. Oleh karena itu, pengujian menjadi cara yang utama untuk melihat tingkat SPF secara akurat.
Mengenali Ciri Sunscreen SPF 50
Tinggi rendahnya tingkat SPF pada tabir surya juga tidak dapat dinilai dari efek putih yang muncul setelah menggunakannya di wajah. Sebab, efek putih ini biasanya akan terlihat lebih jelas pada kulit dengan pigmen gelap dan lebih samar pada kulit dengan pigmen terang.
Kesulitan untuk membedakan secara kasat mata inilah yang kemudian menjadi celah bagi konsumen. Terdapat beberapa produk dengan klaim berlebihan, tetapi konsumen tidak mengenalinya bahkan terus menggunakannya. Seperti klaim SPF PA+++ yang seharusnya memberikan perlindungan pada kulit tetapi pada kenyataannya kulit tidak mendapatkan perlindungan demikian.
Memang untuk memastikan keaslian tingkat SPF produk tabir surya memerlukan pengujian di laboratorium dengan standar mutu tertentu. Tetapi kita dapat mengantisipasinya dengan memilih produk yang telah terbukti baik reputasi dan kinerjanya.
Riset mengenai produk yang akan digunakan juga penting untuk melihat kualitas produk. Sebaiknya hindari penggunaan produk baru yang belum pasti keamanan dan kualitasnya. Konsultasi dengan dokter kulit juga menjadi langkah yang baik untuk menentukan produk sunscreen atau tabir surya yang sesuai dengan jenis kulit serta permasalahan kulit yang dialami.
Rekomendasi Sunscreen Menurut Dokter Kulit
Dokter Spesialis Kulit, dr. Anthony Handoko menganjurkan untuk memilih SPF yang sesuai dengan intensitas kegiatan harian masing-masing individu. Apabila lebih sering melakukan kegiatan di tempat dimana kulit terpapar sinar matahari secara langsung, maka SPF tinggi lebih disarankan.
Selain itu, tabir surya dengan klaim tahan air atau water-resistant juga lebih disarankan untuk digunakan bagi mereka yang bersinggungan dengan aktivitas air atau yang melakukan aktivitas berkeringat. Perlindungan terhadap spektrum sinar UV-A dan UV-B juga diperlukan ketika memilih tabir surya.
Kemudian dari segi tekstur, menurut dr. Anthony tabir surya yang baik memiliki tekstur mirip dengan krim keju, artinya berbentuk krim, merata, dan tidak menggumpal. Pahami pula arti angka yang tertera pada SPF. Semakin tinggi angkanya maka semakin lama perlindungannya.
Dokter Anthony mencontohkan tabir surya dengan SPF 30, artinya kulit akan terlindungi selama 300 menit. Namun perlu diingat bahwa keefektivitasan tabir surya dalam melindungi kulit turut dipengaruhi oleh intensitas kegiatan yang kita lakukan. Sehingga, disarankan untuk melakukan pengaplikasian ulang tabir surya setiap 2 jam sekali.