Penggunaan pore pack merupakan salah satu cara yang digunakan oleh sebagian orang untuk mengangkat komedo, terutama di bagian hidung. Cara kerjanya adalah dengan menempelkan pore pack di area berkomedo, kemudian didiamkan beberapa menit untuk kemudian dilepaskan dan terlihat hasilnya.
Dengan menawarkan kepraktisan untuk mengatasi sumbatan pori-pori, apakah penggunaan pore pack aman? Serta, bagaimana kondisi kulit yang sebenarnya setelah menggunakan pore pack? Simak penjelasannya berikut ini.
Cara Kerja Pore Pack
Klaim pore pack adalah membersihkan pori-pori dengan menempelkannya pada bagian yang mengalami penumpukan sel kulit mati. Pore pack memiliki perekat yang akan menarik komedo dan komedo tersebut akan terlihat sesaat setelah melepasnya.
Namun, Dokter Kulit Nava Greenfield menganggap pore pack tidak efektif dalam mengatasi komedo jangka panjang. Ini dikarenakan pore pack hanya bekerja pada lapisan terluar kulit, serta hanya mengangkat komedo terbuka blackhead.
Diketahui hasil dari penggunaan pore pack hanyalah sementara. Sebab, pori-pori akan terisi kembali cepat atau lambat. Kelenjar minyak yang terlalu aktif juga tidak dapat teratasi hanya dengan menggunakan pore pack.
Keamanan Pore Pack
Efek dari pengelupasan pore pack akan berbeda-beda di tiap orang. Namun, terlalu sering menggunakan pore pack dapat meningkatkan risiko iritasi kulit. Terlebih ketika pore pack yang kamu gunakan mengandung alkohol atau astringent yang dapat mengiritasi kulit sensitif.
Tak hanya itu, pore pack juga hanya bekerja mencabut komedo tanpa membuka atau menutupnya. Sehingga bekas komedo yang terangkat akan terbuka begitu saja. Akibatnya pori-pori akan tampak lebih besar setelah menggunakan pore pack.
Sebaiknya, gunakan kandungan maupun bahan-bahan yang mampu mengeksfoliasi kulit dengan baik seperti Salicylic Acid atau Glycolic Acid. Kedua kandungan skincare ini terbukti efektif mengatasi sel kulit mati di permukaan kulit.
Retinol dan Retinoid juga terbukti efektif untuk mengatasi pori-pori tersumbat dan mencegah jerawat. Namun perlu diingat bahwa penggunaan bahan aktif dalam jumlah lebih besar memerlukan pengawasan ahli. Perhatikan pula intensitas penggunaan bahan aktif, jangan gunakan setiap hari, cukup 2-3 kali dalam seminggu.