Apa itu Jerawat Kistik dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Jerawat Kistik

Jerawat kistik tergolong dalam jenis jerawat batu parah. Sebab, jerawat ini terbentuk akibat percampuran bakteri, minyak, dan sel kulit mati yang terperangkap di dalam pori-pori. Sehingga jerawat ini tampak seperti tumbuh di bawah lapisan kulit, terjadi peradangan namun tertutup.

Bahkan, jerawat kistik tampak serupa dengan bisul dilihat dari cirinya, yakni berisi nanah, memiliki benjolan besar, menyebabkan kemerahan, tidak keras namun terasa sakit bila disentuh. Jerawat jenis ini memang paling sering muncul di area wajah, tetapi banyak kasus jerawat kistik juga terjadi di area dada, leher, punggung, lengan, baju, hingga belakang telinga.

Terjadi pada Kulit Berminyak

Jerawat kistik lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kulit berminyak. Selain itu, remaja, wanita, dan orang dewasa dengan permasalahan ketidakseimbangan hormon juga sering mengalami jerawat jenis ini.

Karena tergolong dalam jenis jerawat batu yang parah, maka benjolan dan rasa akibat jerawat ini sulit dihilangkan. Bahkan dokter kulit menyarankan untuk melakukan pengobatan jerawat dibantu dengan tenaga ahli. Hal ini dikarenakan tingkat keparahan jerawat yang tinggi sulit untuk diatasi hanya dengan skincare over the counter (otc).

Biasanya dokter kulit akan meresepkan obat sesuai dengan hasil diagnosa. Sekali lagi, karena tingkat keparahan jerawat yang tergolong tinggi maka hasil penggunaan obat jerawat akan terlihat maksimal setelah delapan minggu pemakaian. Penting untuk melakukan konsultasi sebelumnya, agar pengobatan jerawat lebih efektif.

Mengobati Jerawat Kistik

Untuk mengatasi jerawat jenis ini, dokter kulit akan menggunakan beberapa metode pengobatan yang telah disesuaikan dengan permasalahan masing-masing individu. Berikut adalah beberapa metode yang paling umum digunakan oleh dokter kulit untuk mengobati jerawat kistik.

  • Isotretinoin merupakan vitamin A kuat yang dikemas dalam bentuk obat oral. Studi menunjukkan sebanyak 85% orang yang mengonsumsi obat ini untuk mengatasi jerawat, mendapati jerawatnya sembuh setelah 4-6 bulan. Meski bermanfaat, isotretinoin juga dapat mengakibatkan masalah serius seperti gangguan mood, radang usus, sakit kepala, memar, radang kulit, hingga nyeri otot dan sendi.
  • Antibiotik oral bekerja dengan cara mengurangi pertumbuhan bakteri dan peradangan pada jerawat kistik. Tetapi antibiotik tidak dapat mengatasi minyak berlebih maupun membersihkan sel kulit mati. Perlu diingat bahwa antibiotik hanya dapat digunakan dalam jangka pendek, karena memiliki potensi resistensi bakteri bila digunakan jangka panjang.
  • Retinoid topikal juga merupakan vitamin A tetapi tidak sekuat isotretinoin dan bekerja dengan cara mencabut folikel rambut untuk menghilangkan dan mencegah jerawat tumbuh kembali. Terkadang retinoid topikal diresepkan bersama dengan antibiotik topikal untuk memaksimalkan efektivitas pengobatan. Namun, pengobatan jerawat menggunakan retinoid topikal dapat meningkatkan sensitifitas kulit.