Perbedaan Komedo dan Sebaceous Filaments

Komedo dan Sebaceous Filaments

Sekilas, komedo dan sebaceous filaments tampak mirip sehingga sulit untuk mengenali perbedaan antara keduanya. Bahkan banyak orang yang masih menganggap keduanya sama saja. Dermatolog dr. Shari Marchibein dari American Academy of Dermatology pun melihat masih banyak pasiennya yang salah kaprah menganggap sebaceous filaments sebagai komedo, dan sebaliknya.

Padahal, menurut dr. Shari antara sebaceous filaments dan komedo berbeda. Sebaceous filaments tidak menyumbat pori-pori dan kehadirannya bukan merupakan masalah. Ia juga mengatakan bahwa sebaceous filaments adalah kondisi yang normal. Ciri dari sebaceous filaments adalah tidak terlalu nampak, samar, dan mudah dibersihkan.

Berbeda dengan komedo yang merupakan tanda awal terbentuknya jerawat. Ditandai dengan folikel rambut yang melebar akibat penumpukan sebum dan terdapat bakteri Cutibacterium acnes (C. acnes). Komedo terlihat seperti bintik-bintik hitam (blackhead) atau putih (whitehead).

Cara Mengatasi Komedo dan Sebaceous Filaments

Skincare retinoid beserta turunannya merupakan cara terbaik untuk mengatasi komedo. Cara ini juga disarankan oleh dr. Shari. Produk yang dapat kamu gunakan dan mudah untuk ditemukan dipasaran adalah Differin 0,1%. Obat tersebut mengandung Adapalene yang efektif dan aman dalam mengatasi jerawat.

Sedangkan sebaceous filaments tidak masalah untuk dibiarkan, karena bukan merupakan suatu masalah secara kesehatan. Namun, jika mengganggu secara estetika kamu dapat menggunakan pore pack atau strip pori. Meski tidak efektif dan akan tumbuh kembali, penggunaanya dapat mengurangi sebaceous filaments untuk sementara waktu.

Namun perlu diketahui bahwa penggunaan pore pack dapat menyebabkan iritasi pada proses pelepasan di kulit yang sensitif. Sehingga sangat penting untuk benar-benar mengenali jenis kulit sebelum menggunakannya.

Cara lain untuk menghilangkan sebaceous filaments yang mengganggu penampilan adalah dengan rutin melakukan eksfoliasi, baik secara fisik maupun kimiawi. Sebab, menurut Dermatolog sekaligus Peneliti Kosmetika dan Klinis di Mount Sinai Hospital NYC, dr. Joshua Zeichner, eksfoliator fisik seperti scrub dapat menjaga kesehatan pori dan mengurangi tampilan tekstur kulit akibat sebaceous filaments dan eksfoliator kimia seperti AHA dapat mengatasi sel kulit mati dan membuang sebum (minyak) berlebih pada pori.