Retinol dan tretinoin tergolong kedalam retinoid, senyawa kimia yang merupakan turunan dari vitamin A. Tretinoin juga disebut sebagai all-trans retinoic acid (ATRA) yang umumnya dipasarkan dengan nama Retin-A.
Baik itu retinol maupun tretinoin, kedua senyawa ini sama-sama bermanfaat untuk mengatasi jerawat, komedo, kerutan, melasma, hiperpigmentasi kulit, dan meningkatkan produksi kolagen. Bahkan tretinoin dapat digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang lebih serius seperti karsinoma basal cell carcinoma, squamous cell carcinoma, acute promyelocytic leukemia (APL), keratosis follicularis (Darier Disease), dan psoriasis.
Dilihat dari nama dan juga manfaatnya, retinol dan tretinoin memiliki banyak kesamaan. Lalu apakah perbedaan diantara keduanya? Simak penjelasannya berikut ini.
Perbedaan Retinol dan Tretinoin
Perbedaan antara keduanya terletak pada kekuatan senyawanya. Dalam dunia perawatan kulit, khususnya skincare wajah, tretinoin dikatakan sebagai retinol dalam bentuk yang lebih pekat. Sehingga, kekuatan tretinoin lebih besar dibandingkan dengan retinol.
Oleh karena itu, masalah kulit yang berkaitan dengan jerawat, penuaan, maupun produksi kolagen lebih disarankan untuk menggunakan retinol. Terutama ketika baru memulai atau pertama kali menggunakan skincare dengan senyawa retinoid. Kemudian, ketika masalah kulit tersebut tidak kunjung membaik biasanya dokter kulit akan menyarankan penggunaan tretinoin.
Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan tretinoin tidak boleh sembarangan. Perlu adanya pengawasan dokter kulit secara langsung selama menggunakan skincare dengan tretinoin.
Efek Samping
Meski terbukti bermanfaat, bukan berarti penggunaan senyawa retinoid tidak memiliki risiko efek samping. Krim retinoid memiliki efek samping mengiritasi kulit, oleh karena itu hindari penggunaanya di area sensitif seperti sekitar mata dan mulut.
Penggunaan senyawa retinoid juga dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap paparan sinar matahari. Jika kulit tidak dilindungi dengan tabir surya dengan kadar SPF yang cukup maka kemungkinan masalah hiperpigmentasi dapat terjadi. Serta hindari penggunaan skincare maupun produk perawatan kulit lain yang mengandung senyawa retinoid pada siang hari.
Terakhir hindari penggunaan senyawa retinoid selama masa kehamilan. Jika sudah terbiasa menggunakannya sebelum hamil, maka hentikan pemakaiannya untuk sementara waktu dan gunakan skincare alternatif. Terutama penggunaan senyawa retinoid dalam bentuk oral. Ini sangat tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil dan menyusui.